Kediri,Montera.co.id— Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri membuktikan diri sebagai pelopor gerakan hijau di kalangan institusi pendidikan Islam. Setelah melalui serangkaian penilaian ketat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, pesantren ini dipastikan selangkah lagi akan menyandang predikat bergengsi Eko Pesantren Pratama.
Pengumuman menggembirakan ini disampaikan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Eko Pesantren yang dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, serta jajaran DLH provinsi dan kota.
Energi Surya Hingga Daur Ulang Kreatif
Keberhasilan Wali Barokah tidak lepas dari program unggulan yang terprogram dan berkelanjutan. Ketua Ponpes Wali Barokah, Sunarto, mengungkapkan bahwa pesantrennya telah lama berkomitmen pada praktik ramah lingkungan, bahkan sebelum program Eko Pesantren resmi dicanangkan.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): Pesantren ini telah memasang PLTS berkapasitas sekitar 2.200 kW, menjadi contoh nyata efisiensi dan kemandirian energi.
Pengelolaan Sampah Terintegrasi: Sampah diolah secara menyeluruh, mulai dari pemilahan, daur ulang plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi, hingga produksi kompos untuk menyuburkan lahan pertanian pesantren.
Sanitasi Ideal: Fasilitas toilet dan kamar mandi ditingkatkan untuk mencapai rasio ideal bagi santri, menjamin kesehatan dan kebersihan lingkungan.
“Secara fisik maupun administrasi, hasil penilaiannya sangat baik. Bahkan saat kunjungan awal, kami melihat pesantren ini sudah menerapkan program lingkungan secara konsisten,” puji Riki, perwakilan dari DLH Provinsi Jawa Timur.
Pesantren: Lokomotif Budaya Hijau Masyarakat
Khusnul Arif, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim, memberikan apresiasi tinggi dan menyebut pesantren memiliki peran strategis sebagai pusat pembinaan masyarakat.
“Kalau tata kelola lingkungan di pesantren berjalan baik, saya yakin efeknya akan sampai ke masyarakat luas. Wali Barokah adalah salah satu contoh keberhasilan dalam pengelolaan sampah, sanitasi, hingga aktivitas sehari-hari yang berorientasi pada kelestarian lingkungan,” tegas Khusnul.
Beliau berharap, pesantren lain di Jawa Timur dapat mengikuti jejak Wali Barokah. Pihak pesantren pun membuka peluang kerja sama dengan perusahaan swasta dan berkomitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak agar pengelolaan lingkungan di pesantren bisa berjalan lebih terprogram dan berkelanjutan.
DLH Jatim sendiri tahun ini mendampingi 52 pesantren dalam program Eko Pesantren. Diharapkan, predikat yang akan diraih Wali Barokah semakin menguatkan komitmen pesantren-pesantren di Jawa Timur untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan. (Dan)







