Tangis Haru Mengisi Halaman SD Islam NU Pare Kediri, Ratusan Siswa Sungkem & Basuh Kaki Orang Tua

Kediri, Montera.co.id- Isak tangis pecah di halaman SD Islam NU Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat ratusan siswa mengikuti acara sungkem massal dan basuh kaki orang tua, Sabtu (13/12/2025) pagi. Sejak matahari belum sepenuhnya terbit, suasana yang penuh perasaan sudah menyelimuti seluruh area sekolah.

650 Wali Murid Bertemu Anak di Lapangan Sekolah

Kegiatan yang dimulai pukul 06.00 WIB itu mempertemukan siswa dan orang tua dalam satu momen penuh makna. Sekitar 650 wali murid tampak duduk berdampingan dengan anak-anak mereka di lapangan sekolah yang berada di Dusun Ngeblek, Desa Pelem, Kecamatan Pare.

Tangis Terdengar Saat Doa dan Motivasi Dibacakan

Tangis mulai terdengar saat doa dan motivasi dibacakan pihak sekolah. Anak-anak yang mengenakan pakaian serba putih perlahan mendekati orang tua mereka, lalu bersimpuh untuk sungkem dan membasuh kaki. Banyak siswa tak kuasa menahan air mata, begitu pula para orang tua yang teringat perjalanan panjang membesarkan buah hati.

Tujuan: Menanamkan Nilai Akhlak dan Empati Sejak Dini

Kepala SD Islam NU Pare, Siti Ulifah, mengatakan kegiatan sungkem massal ini sengaja digelar untuk menanamkan nilai akhlak dan empati sejak dini kepada para siswa. Menurutnya, kelembutan hati menjadi kunci agar anak mampu menerima kebaikan dan menghormati orang tua. “Hari ini SD Islam NU Pare menggelar sungkem massal yang diikuti seluruh wali murid. Tujuannya agar anak-anak lebih menghormati orang tua, terutama ibunya. Ketika hati anak tidak dilembutkan, maka akan sulit menerima kebaikan,” katanya.

Kegiatan Besar Pertama Kali Dilaksanakan Secara Menyeluruh

Uli menjelaskan, kegiatan besar seperti ini baru pertama kali dilaksanakan secara menyeluruh. Selama ini, momen penghormatan kepada orang tua biasanya hanya dilakukan secara sederhana, seperti pemberian bunga saat peringatan Hari Ibu. “Kalau kegiatan besar seperti ini baru kali ini kami adakan. Tadi terlihat sendiri, anak-anak menangis, orang tua juga menangis. Itu menunjukkan bahwa hati anak-anak sebenarnya masih suci dan mudah disentuh dengan nilai empati,” ungkapnya.

Optimistis Karakter Penghormatan Akan Tumbuh Sampai Dewasa

Menurutnya, anak merupakan aset masa depan keluarga dan bangsa. Jika sejak dini dibiasakan menghormati dan menyayangi orang tua, ia optimistis karakter tersebut akan tumbuh hingga dewasa. Melalui kegiatan ini, pihak sekolah berharap nilai empati, rasa syukur, dan penghormatan kepada orang tua dapat tertanam kuat dalam diri siswa, sekaligus menjadi bekal karakter di masa depan.

Kehadiran Wali Murid Mencapai 95 Persen

Respon wali murid terhadap kegiatan ini, lanjut Uli, sangat positif. Meski ada beberapa orang tua yang berhalangan hadir karena pekerjaan dan acara luar kota, tingkat kehadiran mencapai sekitar 95 persen. “Alhamdulillah semua lancar dan hadir,” ucapnya.

“Sekolah Membantu Kami Lebih Dekat dengan Anak”

Salah satu wali murid kelas 2, Nisa Amni Fauliani, mengaku terharu mengikuti rangkaian kegiatan sungkem dan basuh kaki. Ia merasa sekolah telah memfasilitasi momen berharga yang mempererat hubungan orang tua dan anak. “Rasanya sangat terharu. Sekolah bisa memfasilitasi agar kami lebih dekat dengan anak. Anak juga diajari untuk santun dan hormat kepada orang tua,” ucap Nisa.

Harap Kegiatan Serupa Digerakkan Secara Rutin

Nisa berharap kegiatan serupa bisa digelar secara rutin karena dinilai mampu menjadi sarana bonding antara orang tua dan anak. Menurutnya, momen tersebut juga mengingatkan kembali perjuangan membesarkan anak sejak kecil. “Tadi teringat perjuangan waktu masih kecil sampai sekarang sudah bisa sekolah. Semoga ke depan anak-anak bisa lebih hormat, lebih santun, dan kelak menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.(Dan/Ali)

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *