Sudut Rasa Abadi di Pojok Dhoho: Mengungkap Kisah Warisan Soto Podjok Kediri Sejak 1926

Kediri, Montera.co.id– Di ujung Jalan Dhoho, Kota Kediri, berdiri tegak sebuah warung yang bukan sekadar tempat makan, melainkan penjaga sebuah warisan rasa. Dialah Soto Ayam Podjok, kuliner legendaris yang telah menjadi saksi bisu perkembangan kota sejak tahun 1926. Lebih dari sembilan dekade, aroma kaldu gurihnya tak pernah pudar, memanggil setiap penikmat kuliner sejati.

​Salah satunya adalah Bu Ucy, seorang pekerja asal Madiun yang sedang bertugas di Kediri. Ia adalah tipikal pemburu kuliner yang selalu mencari permata tersembunyi.

​”Baru satu kali ini mampir ke Soto Ayam Podjok. Rasanya enak, kental, gurih, dengan kuah soto bening yang seger dan terasa kaldu ayamnya. Mantap,” kata Bu Ucy, membenarkan reputasi “Legend” yang melekat pada nama Soto Podjok. “Saya kalau ada tugas di suatu tempat pasti cari kuliner yang legend.”

Rumah Kayu dan Nama Penuh Makna
​Usia panjang Soto Podjok tidak lepas dari cerita di balik temboknya. Rumiani, generasi ketiga yang kini melanjutkan estafet rasa ini, menjelaskan mengapa namanya begitu sederhana namun ikonik: Podjok.
​”Alasan pihak keluarga memberi nama dimaksud dikarenakan posisi depot berada di pojok ujung Jalan Dhoho Kota Kediri,” jelas Rumiani.

​Tak hanya posisi, fisik bangunan depot ini sendiri menyimpan nilai sejarah. Ia diklasifikasikan sebagai bangunan cagar budaya. “Dulu sebelum direnovasi kan bentuknya rumah kayu. Jadi separuh kayu dan separuh tembok,” tambahnya, memberi sentuhan nostalgia bagi setiap pengunjung yang menikmati santapan di sana.

Kuali dan Ayam Kampung: Rahasia Keabadian Rasa
​Di tengah gempuran alat masak modern, Soto Podjok dengan teguh mempertahankan cara pengolahan tradisional yang menjadi jantung dari cita rasanya.

​Rumiani mengungkapkan bahwa perbedaan utama Soto Podjok terletak pada kualitas dan konsistensi rasa:
​Bumbu yang Halus: “Kalau menurut penggemar soto ya memang rasanya beda. Bumbu rempah-rempahnya tidak terlalu menyengat, terus gurihnya juga,” terangnya.

Keajaiban Kuali: Kuah soto Podjok dimasak dalam kuali tradisional. Ini adalah rahasia non-modern yang menjaga kuah tetap srasanya “Selama ini kita gunakan kuali, soalnya kalau kita nyalakan api 24 jam, rasanya tetap sama nggak asin. Tapi kalau menggunakan panci satu atau dua jam sudah terasa asin,” ungkap Rumiani.

​Pilihan Lauk: Soto legendaris ini hanya menggunakan ayam kampung asli untuk lauk pendamping. Dalam sehari biasa, dibutuhkan sekitar 35 ekor ayam, dan saat akhir pekan (weekend), permintaannya bisa melonjak hingga 80 ekor ayam.

Pilihan Menu untuk Pecinta Legenda
​Soto Podjok menawarkan beragam varian yang bisa disesuaikan dengan selera dan lapar Anda. Harga seporsi Soto Ayam dibanderol Rp 22 ribu, sedangkan bagi yang suka memisah nasi dan kuah, tersedia Soto Ayam Pisah seharga Rp 25 ribu. Untuk porsi super, Anda bisa memesan Soto Ayam Ekstra Ayam seharga Rp 38 ribu.

​Jangan lupakan menu tambahannya yang menggugah selera, seperti ayam suwir, tahu goreng Soto Podjok, kulit gorengan, ati ampela, urutan, hingga brutu, yang siap melengkapi petualangan kuliner Anda di sudut legendaris Kediri.(Dan)

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *