Kediri, montera.co.id – Simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk Pilgub Jatim dan Pilwali Kota Kediri 2024 digelar KPU Kota Kediri di Balai Kelurahan Semampir, Kota Kediri.
Kegiatan simulasi yang dilaksanakan serentak oleh KPU se Indonesia ini untuk memberikan gambaran riil tentang proses pelaksanaan pemungutan, penghitungan serta rekapitulasi hasil pemungutan suara.
Ketua KPU Kota Kediri Reza Christian menjelaskan, kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November 2024 dilakukan sesuai dengan kondisi riil.
Kegiatan simulasi melibatkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), pemilih dan melibatkan warga sekitar.
“Kita membuat simulasi sedemikian rupa sama dengan kondisi riil di lapangan saat pelaksanaan Pilkada serentak,” terangnya
Sehingga PPK, PPS dan KPPS mempunyai gambaran pelaksanaan Pilkada serentak pada saat hari H pemungutan suara Pilkada 2024 tanggal 27 November 2024.
“Kegiatan ini melibatkan sekitar 400 pemilih, termasuk simulasi pemungutan suara untuk warga disabilitas yang membutuhkan bantuan petugas. Simulasi juga disiarkan melalui kanal youtube,” ungkapnya
Reza berharap kegiatan simulasi memberikan edukasi baik penyelenggara dan masyarakat bagaimana proses pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara sampai selesai.
“Pelaksanaan pemungutan suara terutama KPPS dapat mengetahui bagaimana saat bekerja. Juga kegiatan simulasi yang ditayangkan di youtube dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk Pilkada 2024,” harap Reza
“Target kami untuk Pilkada 2024 di Kota Kediri partisipasi masyarakat dapat mencapai 85 persen. Partisipasi masyarakat saat Pemilu 2024 di Kota Kediri mencapai 78 persen,” jelas Reza Cristian, Senin (18/11/2024) pagi.
Sementara itu, Adiba Zaimatu Sofi, Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan menyampaikan, simulasi merupakan langkah penting dalam persiapan Pilkada.
“Kami ingin memastikan semua pihak, terutama anggota baru, paham bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan. Simulasi ini menjadi sarana pelatihan bagi mereka,” katanya .
Sofi panggilan akrabnya, juga menjelaskan adanya aturan baru dalam proses penulisan hasil pemungutan suara. “Jika ada kesalahan dalam penulisan hasil, petugas harus menggarisnya secara horizontal dua kali dan hasil tersebut diparaf oleh ketua KPPS dan saksi. Tidak boleh menggunakan stipo atau alat koreksi lainnya,” ungkap Sofi
Keterlibatan masyarakat dalam simulasi juga diharapkan masyarakat semakin memahami mekanisme Pilkada dan merasa lebih dekat dengan proses demokrasi.
“Peserta simulasi diajarkan mulai proses pencoblosan, penghitungan suara, hingga penyusunan berita acara hasil pemungutan suara,” pungkas Adiba Zaimatus Sofi. (ADV/Chap/Ali)