Pesan Wali Kota Kediri di Puncak Pencak Dor: Di Atas Lawan, Di Bawah Saudara!

Kediri, Montera.co.id– Suara gamelan yang berpadu dengan sorak penonton yang memadati Omah Sawah menjadi saksi tradisi khas Kediri, Pencak Dor Omah Sawah 2025, yang dibuka Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, pada Sabtu (08/11/2025).

Acara dalam rangka Hari Santri Nasional ini tak hanya soal pertarungan, namun juga tentang pesan persatuan yang kuat.

​Jaga Keamanan, Rawat Kota Tercinta
​Dalam penutup sambutannya yang berapi-api, Mbak Wali, sapaan akrab Vinanda Prameswati, menitipkan pesan utama kepada seluruh hadirin:

​”Saya titip pesan tetap menjaga keamanan, kedamaian, ketertiban dan kebersihan. Mari kita jaga dan rawat kota kita tercinta. Cukup bertanding di atas ring saja setelah di bawah kita jaga kebersamaan untuk membangun Kota Kediri,” pungkasnya.

​Pesan ini sekaligus menggarisbawahi slogan utama yang harus dipegang teguh oleh peserta: Di Atas Lawan Di Bawah Kawan. Wali Kota menekankan bahwa setelah pertarungan usai, rivalitas harus melebur menjadi persaudaraan.

Warisan Kyai Karismatik & Kemanusiaan Jadi Prioritas

​Wali Kota termuda ini menyampaikan bahwa Pencak Dor adalah warisan besar dari KH. Maksum Jauhari, seorang kyai karismatik, yang mengajarkan keberanian, kerja keras, sportivitas, dan kebersamaan.
​Ia juga mengapresiasi tinggi langkah panitia yang melibatkan berbagai perguruan silat, menyebutnya sebagai upaya bijak merawat kerukunan. Selain itu, aspek keselamatan menjadi sorotan positif.

​”Saya juga mengapresiasi profesionalisme panitia. Dimana para peserta didata dan diasuransikan. Aspek keselamatan dan kemanusiaan tetap menjadi prioritas utama,” jelasnya, sembari menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan event budaya asli Kediri ini.

​Turut hadir mendampingi dalam pembukaan tersebut perwakilan Forkopimda, Gus Bidin, Ketua Panitia Kadiyat, para pimpinan perguruan silat, dan tamu undangan lainnya.

​Apakah Anda ingin saya mencari informasi lebih lanjut mengenai sejarah KH. Maksum Jauhari dan tradisi Pencak Dor ini?
Tentu. Berdasarkan permintaan Anda, saya akan menambahkan konteks sejarah Pencak Dor dan KH. Maksum Jauhari dari hasil penelusuran, serta mengemasnya kembali.

DI ATAS LAWAN DI BAWAH KAWAN: Wali Kota Vinanda Buka Pencak Dor, Tradisi Para Santri Penebar Kedamaian

Slogan penuh filosofi, “Di Atas Lawan Di Bawah Kawan,” menjadi penekanan utama Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, saat membuka hajatan akbar Pencak Dor Omah Sawah 2025 pada Sabtu (08/11/2025). Pertarungan khas yang diiringi gamelan ini digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional, dan menjadi momentum penegasan pesan persatuan.

Amanah Wali Kota: Jaga Kedamaian untuk Kediri Tercinta

​Ribuan penonton tumpah ruah di area Omah Sawah menyaksikan tradisi yang sarat makna ini. Dalam akhir sambutannya, Mbak Wali, sapaan akrab Vinanda, menitipkan pesan yang harus dipegang teguh oleh seluruh elemen masyarakat.

​”Saya titip pesan tetap menjaga keamanan, kedamaian, ketertiban dan kebersihan. Mari kita jaga dan rawat kota kita tercinta. Cukup bertanding di atas ring saja setelah di bawah kita jaga kebersamaan untuk membangun Kota Kediri,” tegasnya.

​Pesan ini sekaligus menggarisbawahi esensi Pencak Dor yang bukan sekadar adu kekuatan fisik, melainkan media penyalur energi agar kerukunan tetap terjaga.

​Warisan Besar Sang Kyai Pendekar
​Wali Kota termuda ini mengingatkan bahwa Pencak Dor adalah warisan besar dari KH. Maksum Jauhari. Ulama karismatik dan pendekar dari Pondok Pesantren Lirboyo ini menginisiasi tradisi ini di era 1960-an sebagai respons terhadap maraknya perkelahian dan konflik antar-pemuda/perguruan di Kediri.
​Pencak Dor diciptakan sebagai arena bertarung satu lawan satu yang terbuka dan sportif, bertujuan untuk memperbaiki moral dan menjadi media silaturahmi.
​”Ini adalah warisan besar dari KH. Maksum Jauhari. Pencak Dor ini mengajarkan banyak hal, yakni keberanian, kerja keras, sportivitas, dan juga kebersamaan,” ujarnya.
​Mbak Wali juga memuji langkah panitia yang melibatkan berbagai perguruan sebagai upaya aktif merawat kerukunan. Aspek keselamatan pun diprioritaskan, di mana seluruh peserta didata dan diasuransikan.

​”Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh panitia yang berinisiatif mengadakan event Pencak Dor ini. Kita perlu melestarikan budaya asli Kota Kediri bersama-sama,” pungkasnya.
​Turut mendampingi dalam acara ini perwakilan Forkopimda, Gus Bidin (Ketua Panitia), para pimpinan perguruan silat, dan tamu undangan.(Dan)

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *