Kediri,Montera.co.id — Di tengah dunia yang berubah dengan sangat cepat, Imam W. Zarkasyi, ST., MM., Koordinator Presidium Majelis Daerah KAHMI Kota Kediri, menyerukan agar umat kembali menyalakan api Teologi Al-Maun—nilai kepedulian yang pernah menjadi denyut awal gerakan Muhammadiyah.
Imam mengingatkan bahwa digitalisasi yang membuat hidup semakin mudah justru menciptakan luka baru: mereka yang tertinggal, yang tak punya akses teknologi, dan yang perlahan terhapus dari peta kesempatan.
“Di balik gemerlap teknologi, ada wajah-wajah yang tak terlihat. Semangat Al-Maun memanggil kita untuk menemukannya kembali, merangkul mereka, dan memberdayakan mereka,” ujarnya dengan nada haru.
Ia menekankan bahwa Al-Maun bukan sekadar ayat yang dibaca, tetapi nyala yang harus diwujudkan.Empat langkah ia serukan: menjadikan amal usaha sebagai ruang inovasi, menguatkan aktivisme digital yang humanis, membangun kemandirian ekonomi umat, dan menghadirkan kepemimpinan yang membela yang lemah.
“Muhammadiyah sudah 113 tahun menjadi pelita. Sekarang tugas kita menjaga cahayanya—agar tidak hanya menerangi masjid dan gedung, tetapi juga hati manusia yang mulai jauh satu sama lain,” tambahnya.
Menutup refleksinya, Imam menyampaikan harapan yang lirih namun tegas:
“Semoga semangat Al-Maun kembali hidup dalam langkah kita. Semoga ia menjadi cahaya yang menuntun Indonesia menuju masa depan yang lebih adil, lebih hangat, dan lebih manusiawi.”(Dan)







