Kediri, Montera.co.id– Kediri Town Square hari ini dipenuhi gelak tawa, sorakan semangat, dan alunan kisah dari masa lampau. Bukan festival biasa, melainkan panggung bagi Lomba Bertutur Tahun 2025, sebuah perhelatan yang membuktikan bahwa di tengah gempuran arus globalisasi, kearifan lokal Kediri dan budaya Jawa Timur masih berdetak kencang di dada generasi muda.
Suasana semakin hangat dengan kehadiran langsung Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati. Perempuan muda yang akrab disapa Mbak Wali ini menyapa para peserta dengan senyum optimis, menyaksikan langsung para siswa SD dan MI membawakan cerita dengan percaya diri, bahkan ada yang piawai beraksi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris sekaligus.
“Bukan Pilihan, Tapi Keharusan”
Mbak Wali Vinanda, Wali Kota termuda di Kediri, menegaskan bahwa melestarikan budaya bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan.
”Saat ini di era globalisasi arus informasi serta budaya dari negara lain sangat cepat masuk di Indonesia. Secara tidak langsung ini memengaruhi masyarakat kita, terutama generasi muda,” ujar Vinanda. “Oleh karena itu, budaya lokal harus kita lestarikan salah satunya melalui kegiatan Lomba Bertutur ini.”
Lebih dari sekadar lomba, acara yang diinisiasi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan ini adalah upaya menanamkan nilai-nilai luhur. Setiap kisah rakyat yang diceritakan mengandung intisari dari gotong-royong, kejujuran, kedisiplinan, cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan.
”Saya yakin budaya lokal dan cerita rakyat kita mengajarkan nilai-nilai tersebut,” tambahnya penuh harap. “Saya titip pesan kepada anak-anak di sini untuk tidak takut kalah dalam berkompetisi. Teruslah mencoba dan jangan menyerah.”
Kisah Video ke Panggung Utama
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Chevy Ning Suyudi, menjelaskan bahwa ajang ini telah menarik minat besar. Dimulai sejak Oktober, kompetisi melewati fase seleksi ketat melalui format video. Dari ratusan peserta, terpilihlah 30 finalis terbaik yang hari ini unjuk kebolehan, memperebutkan gelar Juara I hingga Harapan III.
”Tujuan utama kami adalah meningkatkan kegemaran membaca pada anak, menumbuhkan rasa percaya diri melalui bercerita, dan membentuk mental kompetisi yang sehat,” kata Chevy. Juara I nantinya akan mewakili Kota Kediri di Lomba Bertutur tingkat Provinsi Jawa Timur.
Debut Lomba Menulis Dongeng, Siap Jadi Buku!
Selain Lomba Bertutur, tahun ini juga menjadi saksi debut perdana Lomba Menulis Dongeng yang menarik antusiasme luas, bahkan diikuti oleh peserta dari luar Kota Kediri.
Apresiasi tinggi patut diberikan, sebab terkumpul 104 naskah dongeng yang masuk. Enam penulis terbaik telah menerima hadiah langsung dari Mbak Wali.
”Kami juga akan mengundang editor. Nanti beberapa naskah dongeng yang masuk akan kita seleksi dan dibukukan,” ungkap Chevy, menjanjikan bahwa kreativitas lokal ini akan diabadikan dalam bentuk karya nyata.
Acara pun ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para jawara Bertutur dan penulis dongeng, disaksikan Asisten Administrasi Umum Bagus Alit, perwakilan Dinas Pendidikan, serta tamu undangan lainnya.
Sebuah kegiatan yang sukses membuktikan bahwa warisan budaya lokal adalah kekayaan tak ternilai yang harus terus diperdengarkan oleh generasi pemilik masa depan.(/Dan)







