Kediri,Montera.co.id—Suasana Jalan Brawijaya Kota Kediri pada Sabtu (29/11/2025) pagi beranjak ramai dan berwarna. Ratusan warga dari berbagai usia tumpah ruah memeriahkan Kirab Budaya Kelurahan Pocanan, Kecamatan Kota, yang bukan sekadar pawai, melainkan sebuah deklarasi cinta terhadap budaya lokal.
Acara yang diprakarsai oleh warga Kelurahan Pocanan ini berhasil memukau mata, mengubah pusat kota menjadi panggung megah bagi keberagaman Indonesia.
Napak Tilas dan Seruan Pelestarian
Sodiq Basuki, salah satu peserta kirab, mengungkapkan inti dari digelarnya acara ini: “nguri-uri budaya lokal”—melestarikan budaya leluhur. Namun, yang lebih penting, ia menekankan perlunya melibatkan generasi muda.
”Kita tahu selama ini gempuran teknologi dan media sosial semakin marak di tengah masyarakat. Untuk itulah maka diperlukan acara kirab budaya semacam ini, guna memupuk kecintaan masyarakat, terutama kaum muda, terhadap budaya warisan leluhur,” tegas Basuki.
Ia menyerukan kesadaran bahwa di tengah banjir informasi digital, kegiatan seperti ini berfungsi sebagai jangkar untuk menjaga identitas daerah.
Kolaborasi Beda Suku, Satu Semangat
Uniknya, Kirab Budaya Kelurahan Pocanan kali ini menjadi miniatur keberagaman Indonesia. Peserta, yang didominasi oleh warga kelurahan setempat, terbagi dalam 11 kontingen. Mereka tampil memukau dengan aneka busana adat dari berbagai suku di Tanah Air.
Lekat dengan Tradisi: Ada peserta yang anggun dengan kebaya dan beskap khas suku Jawa.
Sentuhan Nusantara: Ada pula yang membawa nuansa eksotis dengan mengenakan baju khas Bali.
Kontingen ini melibatkan spektrum usia yang luas, dari anak-anak kecil yang bersemangat hingga warga usia lanjut, menunjukkan bahwa kecintaan pada budaya adalah warisan lintas generasi.
Rute Dekat, Antusiasme Maksimal
Kirab ini mengambil rute yang relatif singkat, dimulai dari Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri, berlanjut menyusuri Jalan Brawijaya, dan berakhir di titik finish yang sama.
Meski pendek, prosesi ini diisi dengan warna-warni arak-arakan. Sejumlah peserta memilih untuk berjalan kaki bersama rombongan, sementara yang lain menambahkan sentuhan unik dengan menaiki becak hias yang dihias meriah.
Antusiasme tidak hanya datang dari peserta, tetapi juga dari masyarakat yang kebetulan melintas.
Jito, seorang pengendara dari Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, yang awalnya mencari sarapan pagi, merasa beruntung.
“Awalnya mau cari sarapan… tiba-tiba di Jalan Brawijaya Kota Kediri melihat Kirab Budaya. Tentu senang sekali karena beberapa waktu terakhir jarang ada agenda publik yang digelar meriah pada pagi hari,” ujarnya, menggarisbawahi kerinduan publik akan hiburan budaya.
Berlangsung tertib dan mendapat pengawalan ketat dari anggota Polres Kediri Kota, Kirab Budaya Kelurahan Pocanan sukses membuktikan bahwa warisan budaya tak lekang dimakan zaman, bahkan mampu menjadi magnet yang menyatukan masyarakat di hari libur.(Dan)







