Gandeng Pondok Pesantren, UNISKA Kediri Buka Akses Santri Kuliah hingga ke Malaysia

Kediri, montera.co.id – Upaya untuk memberikan akses pendidikan tinggi yang merata bagi para santri terus digencarkan Universitas Islam Kadiri (Uniska). Melalui program kolaboratif bersama sejumlah pondok pesantren, Uniska kini membuka jalan bagi para santri untuk tidak hanya menimba ilmu agama, tapi juga mengecap pendidikan formal hingga ke luar negeri.

Salah satu program terobosannya adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Summer School di Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, yang dijadwalkan berlangsung pada November atau Desember 2025. Menurut Rektor Uniska, Prof. Bambang Yulianto, program ini menargetkan lebih dari 50 peserta, dengan keberangkatan awal sebanyak 35 santri.

“Ini adalah bagian dari mimpi besar kami—bagaimana agar para santri tak hanya mendalami ilmu agama tapi juga bisa sarjana. Bahkan bisa go internasional,” ujar Prof. Bambang.

Kuliah, Tapi Tetap Bisa Mondok

Program ini unik karena fleksibel: para santri tetap bisa menjalankan aktivitas pesantren mereka. Hal ini menjadi solusi dari permasalahan umum di banyak pesantren, yakni santri yang terpaksa keluar setelah lulus MTS atau SMA karena ingin melanjutkan kuliah di tempat lain.

“Dengan model ini, mereka tetap mondok, tapi juga bisa kuliah. Bahkan bagi yang sudah lulus dari pondok, bisa tetap di pesantren untuk menambah ilmu sambil kuliah,” jelas Prof. Bambang.

Didukung 70 Pesantren di Kediri Raya dan Sekitarnya

Kolaborasi ini bukan sekadar wacana. Saat ini, sekitar 70 pesantren di Kediri Raya—yang mencakup Kediri, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, bahkan Ponorogo—telah menunjukkan komitmennya dalam program ini. Beberapa di antaranya memiliki keterkaitan historis dengan Uniska, baik secara sanad keilmuan maupun jaringan kelembagaan.

Kyai Anwar, salah satu tokoh pesantren yang hadir dalam pertemuan ini, menyampaikan pentingnya kesadaran kolektif di lingkungan pesantren untuk melihat pendidikan tinggi sebagai bagian dari jalan perjuangan santri.

“Jangan sampai kita keliru memahami. Pendidikan tinggi bukan sekadar gelar, tapi wasilah (jalan) untuk lebih bermanfaat. Maka santri harus dibuka aksesnya,” tegas beliau. (Chap/Ali)

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *