Bupati Kediri Fokus Atasi Stunting dengan Perbaikan Kebersihan Air dan Sanitasi

Kediri,Montera.co.id– Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, atau yang akrab disapa Mas Dhito, kembali memantik perhatian publik dengan mengungkap akar persoalan baru dalam upaya penurunan angka stunting di wilayahnya. Dalam Rembuk Stunting terbaru, Mas Dhito menegaskan bahwa penyebab utama stunting kini bukan hanya masalah gizi buruk, melainkan kebersihan air dan sanitasi yang buruk.

“Salah satu penyebab utama bukan lagi gizi buruk, melainkan kurangnya kepedulian warga terhadap kebersihan air,” ujar Mas Dhito.

Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting, Mas Dhito meminta para camat untuk segera melakukan update data, khususnya bagi warga di Desil 1, 2, 3, dan 4—kategori keluarga miskin—yang masih banyak yang kurang higienis bahkan tanpa fasilitas jamban yang layak. Padahal, Pemerintah Kabupaten Kediri tengah gencar mengupayakan daerahnya meraih status Open Defecation Free (ODF).

Angka Stunting Turun Tapi Target Masih JauhMenurut data Pemkab Kediri, angka stunting di Kabupaten Kediri terus menurun dari 21% menjadi 8% dalam beberapa tahun terakhir. Namun, penurunan yang terbaru hanya sebesar 0,46%, membuat Mas Dhito merasa bahwa progres yang dicapai belum cukup signifikan.

“Penurunan angka stunting memang terjadi, namun 0,46% bagi saya kurang signifikan,” tegas Bupati muda ini.

Mas Dhito memasang target ambisius menekan angka stunting hingga 5% atau di bawahnya dalam 1-2 tahun ke depan. Bahkan, dia berharap angka stunting bisa mencapai nol persen sebelum masa jabatannya berakhir.Penghargaan Terbaik dan Kolaborasi Lintas Sektor, Wakil Bupati sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Hj. Dewi Maria Ulfa, mengungkap kabar menggembirakan bahwa Kabupaten Kediri meraih penghargaan terbaik dalam percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten se-Jawa Timur.

Penghargaan ini diterima pada Juli lalu di Surabaya berkat dukungan penuh dari Bupati.Wabup Dewi Maria Ulfa membenarkan data terkini angka stunting di Kediri yang telah turun menjadi 8,04% dari sebelumnya 8,16%.Peran Babinsa dan Babinkamtibmas DiperkuatBupati dan Wakil Bupati Kediri sepakat bahwa penurunan stunting tidak bisa berjalan sendiri oleh Pemkab saja, melainkan butuh kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk instansi vertikal seperti Babinsa dan Babinkamtibmas. Pendekatan ini penting karena setiap daerah memiliki kondisi dan tantangan stunting yang berbeda-beda.Mas Dhito juga menyoroti pentingnya memperbaiki akurasi data. Banyak kasus stunting yang terdeteksi turun tipis karena warga yang berpindah tempat sehingga data menjadi tidak valid.“Hal-hal ini harus kita perbaiki. Semua pihak harus bekerja sama secara kolaboratif,” pungkas Mas Dhito, menegaskan komitmen pemerintah daerah mewujudkan generasi emas yang bebas stunting. ( Dan )

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *