Kediri,Montera.co.id—Dusun Putat di Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, mendadak menjadi arena perjuangan pada Minggu (16/11/2025). Sebanyak 25 rumah warga di dua Rukun Tetangga (RT) terendam banjir bandang, yang ironisnya dipicu oleh “kemarahan” aliran Sungai Bendo Krosok yang tak lagi mampu menahan amuk air hujan seharian.
Pertempuran Melawan Arus dengan Tanggul Darurat
Bencana ini bermula dari guyuran hujan lebat dengan intensitas tinggi yang tak henti sejak pukul 15.00 hingga menjelang magrib. Beban air yang ekstrem membuat Sungai Bendokrosok meluap, pertama-tama membanjiri area persawahan Manyaran, sebelum akhirnya air bah itu merembet cepat dan mengepung permukiman warga Dusun Putat.
Puncaknya terjadi sekitar pukul 19.15, ketika genangan air mulai masuk ke dalam rumah. Ketinggiannya bervariasi, menciptakan pemandangan dramatis:
Paling rendah: Setinggi mata kaki
Paling parah: Mencapai di atas lutut orang dewasa
Warga yang panik, namun sigap, segera berjibaku dalam kegelapan. Mereka bahu-membahu memasang tanggul darurat di pintu-pintu rumah, berusaha sekuat tenaga menahan laju air yang menerobos. Perabotan rumah tangga dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi—sebuah ritual penyelamatan yang terulang setiap kali alam menunjukkan kekuatannya.
BPBD: Verifikasi dan Pendataan Lanjutan
Menurut data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Kediri, total rumah yang terdampak terbagi di:
RT 2 RW 1: 14 rumah
RT 3: 11 rumah
Meskipun air dilaporkan mulai surut, upaya penanganan belum usai. Petugas BPBD, seperti yang disampaikan oleh Arif Ridwan, salah seorang Petugas Pusdalops, masih berada di lapangan.
”Kami terus verifikasi dampak dan memastikan tidak ada kebutuhan darurat yang terlewat,” tegas Arif.
Kini, warga Manyaran mulai menghitung kerugian dan membersihkan sisa lumpur, sembari menanti langkah mitigasi permanen agar luapan Sungai Bendo Krosok tak lagi menjadi ancaman musiman bagi ketenangan malam mereka. ( Dan)
