Bandara Kediri: Sumber Energi Baru Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri

Kediri, Montera.co.id—Tentunya kita bersyukur Dan mengucap Alhamdulillah, Bandara akan beroperasi normal kembali dalam waktu dekat. Tentu ini jadi angin segar Dan energi baru baru Kota Kediri untuk tumbuh Lebih Cepat beserta harapan bagi kawasan Selatan Jawa Timur

Selama bertahun-tahun, wilayah selatan Jawa kerap tertinggal dari sisi konektivitas dibanding kawasan utara seperti Surabaya dan Gresik. Namun, Bandara Dhoho mengubah peta itu. Kini, Kediri menjadi simpul baru dalam jalur udara nasional, sekaligus gerbang ekonomi yang menghubungkan berbagai sektor — perdagangan, pariwisata, logistik, dan investasi.

setidaknya Dari lama durasi beroperasi hampir setahun di Tahun lalu, Data pemerintah daerah mencatat, perputaran ekonomi di sekitar kawasan Tarokan dan Grogol meningkat hampir 18 persen. Lahan-lahan tidur berubah menjadi sentra bisnis, hunian, Sentra kuliner dan gudang logistik. Kehadiran bandara membawa bukan hanya pesawat dan penumpang, tetapi juga harapan baru.

Peluangnya pun sangat luas. Bandara Kediri dapat menjadi magnet bagi investasi industri ringan, logistik modern, hingga agroindustri yang menjadi kekuatan khas wilayah Kediri Raya. Tak hanya itu, sektor pariwisata religi dan budaya juga mulai menggeliat. Akses udara yang semakin mudah membuka jalan bagi lebih banyak wisatawan berkunjung ke destinasi seperti Makam para auliya, Gunung Klotok, dan kawasan wisata sekitar Sungai Brantas.

Namun, di balik peluang besar ini, tersimpan pula tantangan yang tidak kecil. Pertama, bagaimana memastikan bahwa manfaat ekonomi bandara tidak hanya dinikmati oleh investor besar, tetapi juga masyarakat lokal. Kedua, kesiapan sumber daya manusia harus menjadi prioritas. Pembangunan bandara harus diikuti dengan pengembangan kompetensi tenaga kerja agar warga Kediri tidak hanya menjadi penonton, melainkan pelaku utama dalam perubahan ini.

Pemerintah daerah perlu menyiapkan strategi penguatan ekonomi rakyat — pelatihan wirausaha, pengembangan vokasi, hingga skema kemitraan UMKM dengan investor besar. Dengan cara itu, ekonomi lokal bisa tumbuh seiring dengan laju investasi.

Bandara Dhoho juga membuka peluang bagi Kediri untuk bertransformasi menjadi kota logistik modern. Jika diintegrasikan dengan jalur arteri ke kota-kota di selatan Jawa Timur lainnya dan jaringan kereta api, maka Kediri akan menjadi simpul strategis transportasi di jalur selatan Jawa. Efisiensi distribusi barang bisa meningkat, dan potensi ekspor produk unggulan daerah seperti kopi, gula, dan hasil pertanian menjadi lebih besar.

Lebih dari sekadar infrastruktur, Bandara Kediri adalah simbol perubahan arah pembangunan. Ia adalah energi baru yang mendorong percepatan transformasi ekonomi berbasis konektivitas dan kolaborasi. Tugas kita bersama adalah memastikan energi ini mengalir merata — tidak hanya di kawasan industri, tapi juga sampai ke kampung-kampung, pasar rakyat, dan usaha kecil yang menopang kehidupan sehari-hari warga.

Tak lama lagi, Insya Allah Kota Kediri bukan lagi kota yang tenang di tengah sawah, tetapi kota yang tengah menapaki peran barunya sebagai gerbang ekonomi selatan Jawa Timur. Dengan perencanaan yang matang, sinergi pemerintah dan swasta, serta kesiapan masyarakatnya, Bandara Dhoho bisa menjadi katalis menuju Kediri yang maju, berdaya saing, dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.(*/Ali)

Pos terkait

banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *