Kediri, Montera.co.id – Polres Kediri Kota melaksanakan Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2024 dan pencanangan aksi keselamatan jalan, selama 14 hari ke depan yang dimulai pada 4 Maret 2024 sampai dengan 17 Maret 2024, sabtu (2/3).
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji saat membacakan sambutan kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut jika akibat ketidakpatuhan masyarakat dalam berlalu lintas hingga menyebabkan banyak timbulnya pelanggaran lalu lintas.
“Apalagi sejak dilakukan penindakan secara elektronik, angka lalu lintas semakin meningkat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak takut lagi melanggar aturan lalu lintas karena polantas tidak selalu ada di lapangan”, ucapnya.
Lanjut Bramastyo menyebut pada tahun 2023 pelanggaran lalu lintas di Jawa timur mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 13.853 pelanggaran dibanding tahun 2022. Jenis pelanggaran yang dilakukan melibatkan 14.292 pelanggar tidak memakai helm dan 719 pelanggar melakukan pelanggaran lainnya yang membahayakan keselamatan, termasuk melawan arus.
Ditemui usai Apel Kasat Lantas Polres Kediri Kota AKP Andhini Puspa Nugraha menyebut jika tujuan dilaksanakan operasi keselamatan ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul fitri dengan personel yang diterjunkan sebanyak 125 personel gabungan yang terdiri dari fungsi lalu lintas maupun dari fungsi terkait seperti intel, Reskrim dan Binmas.
Adapun Sasaranya, Andhini menyebut jika sasaran prioritas ialah 8 pelanggaran, yaitu berboncengan lebih dari satu, melawan arus, mengemudi melebihi batas kecepatan, berkendara di bawah umur atau pengendara di bawah umur, berkendara menggunakan hp, tidak menggunakan helm standar, tidak menggunakan Safety belt untuk yang roda 4 dan yang terakhir yaitu berkendara dalam pengaruh alkohol.
Diungkapkan Polwan Asal Kras tersebut jika selama 2 bulan diawal tahun 2024 telah terjadi 54 kecelakaan yang didominasi usia produktif dan dari kalangan mahasiswa dan pelajar.
“Ya kalau untuk operasi dari 8 prioritas utama sasaran tadi kita lakukan penindakan dengan tilang. Namun demikian apabila kita temukan pelanggaran diluar itu yang memang juga membahayakan atau berpotensi yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas juga akan kita lakukan tindakan tegas, jadi tidak fokus ke 8 itu hanya itu prioritas, apabila kita temukan diluar pelanggaran itu dan membahayakan tetap kita lakukan penindakan”, ucapnya.(Oct/Mon)