Kediri, montera.co.id – KONI Kota Kediri evaluasi pembinaan atlet olahraga, untuk mengidentifikasi hambatan dan merumuskan strategi peningkatan prestasi. Beberapa hambatan yang sering muncul meliputi kurangnya sarana prasarana, keterbatasan sumber daya manusia (terutama pelatih), serta kendala dalam penerapan ilmu keolahragaan yang kompleks.
Eko Agus Koko, Ketua KONI Kota Kediri mengungkapkan, permasalahan atlet kurangnya berprestasi kalau dikota kediri jenis cabor permainan, seperti futsal, bola basket dan sepak bola. “Cabor futsal, kemarin tidak lolos ke perhelatan Porprov 2025, sedangkan cabor basket kondisinya juga kurang pasti, menunggu hasil dari pertandingan lainnya (agregat) untuk memastikan lolos dan tidaknya,” terangnya.
Dalam evaluasi, KONI menemukan adanya hambatan pembinaan atlet, misal, cabor basket ini mengandalkan dari atlet klub tidak mempunyai sendiri atlet dibawah PERBASI. “Untuk itu, setelah Porprov kami sarankan untuk mencari atlet jangan dalam waktu dekat baru mencari pemain, tentu akhirnya kordinasi antar pemain kurang bekerjasama dan chemistry,” jelas Koko
Pendekatan persuasif juga dicanangkan oleh KONI Kota Kediri, antara lain berkomunikasi kepada pengurus cabor, pelatih maupun atletnya sendiri, lebih jauh Koko menekankan, ada seorang atlet di cabor athletik yang mengalami cedera sebelum berangkat bertarung ke Porprov Jatim 2025. Setelah dipanggil, ternyata atlet tersebut sudah sembuh dari cederanya dan sekarang dalam masa pemulihan.
“KONI, lakukan pemanggilan secara pribadi untuk memberikan dukungan moril, kita motivasi untuk mempersiapkan diri menghilangkan trauma akibat cederanya,” tegasnya.
Breliana Setyaning Ayu Pramesti, pengurus cabor atheletik yang kebetulan ke kantor KONI kota Kediri untuk mengurus administrasi, disisi lain, menguraikan terkait kepemimpinan KONI Kota Kediri dibawah komando Eko Agus Koko.”KONI Kota Kediri diera pak Koko ini lebih jelas dan fair, penggunaan anggaran terbagi rata, saya merasakan itu karena saya juga pernah jadi atlit bola voly sebelum akhirnya jadi pengurus di cabor atheletik,” bebernya. Selasa (17/6/2025) siang.
Waktu itu, semasa jadi atlet bola volly, Breliana menceritakan bagaimana kiprah Koko menangani langsung turun kelapangan,” Untuk memantau langsung dan berikan support dengan demikian para atlet lebih bersemangat dan merasa senang,” kata Breliana yang dulu atlet bola volly yang sekarang banting setir jadi pelatih atheletik.
Terkait atlit atheletik yang mengalami cedera, Breliana menerangkan, pengurus bekerjasama atas nama tim untuk menangani. Pun begitu, ketua KONI tidak mau tinggal diam diajaknya komunikasi atlet tersebut untuk mencari solusi. Selain itu, KONI berikan bentuk nyata tanggung jawab terhadap atletnya, memberikan contoh keteladanan.
“Meskipun kita menganggap ada batasan, pak Koko berikan rasa nyaman tidak ada ketegangan, bagaimana berkomunikasi secara efektif untuk fokus terhadap olahraga yang berprestasi,” pungkasnya. (Chap/Ali)