Kediri,montera.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana ungkap peristiwa pemicu kejadian ambruknya gedung di ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo termasuk kegagalan teknologi kontruksi bangunan yang perlu diantisipasi melalui penerapan standar keselamatan kontruksi secara ketat.
Agus Muzamil S.T., pakar pengalaman dibidang;
Perencanaan ( estimator anggaran biaya). Pelaksanaan konstrusi. Pengawas lapangan ( saat proses pelaksanaan/ pengerjaan). Audit anggaran biaya, menyampaikan terkait sebuah kegagalan dalam konstruksi bangunan yang pertama kita lihat dulu dokumen perencanaan seperti apa? Kedua daya dukung tanah dan pondasi bawah kuat tidak.
“Karena robohnya kemarin saya lihat ambruknya kesamping, analisa dari sebuah video, itu bisa jadi daya dukung tanah dan pondasi lemah,” terangnya. Rabu (1/9/2025).
Lanjut ke sloof, berupa balok beton bertulang yang berfungsi sebagai pengikat dan penyalur beban dari dinding ke pondasi. Itu juga bagian dari struktur bagian pondasi kemudian kolom-kolom penopang utama bangunan utamanya kemudian balok-balok utama dan balok-balok pendukung itu harus disesuaikan dengan ukuran-ukuran luas bangunan yang mungkin bentangnya berapa meter itu ukurannya kolom berapa itu ada ketentuannya.
“Dugaan saya mereka mengabaikan, karena kondisi dimungkinkan antara lain keterbatasan lahan dan pendanaan,” jelasnya.
Sehingga ketika itu dipaksakan, lebih jauh Agus menekankan, kemungkinan gagal konstruksi bisa jadi terjadi, atau kemarin bisa jadi perencanaannya memang sebetulnya sudah benar tapi karena pelaksanaannya dimungkinkan yang melaksanakan bukan orang-orang yang secara teknis memiliki pengalaman untuk mengerjakan bangunan-bangunan yang berlantai banyak.
“Seperti contoh, sambungannya antara besi dengan besi kalau dikerjakan secara ramai-ramai (di pondok ada di kampung itu kadang bisa seperti itu-red). Karena pengetahuannya masih minim, akhirnya terjadi kegagalan konstruksi bangunan,” pungkas Agus. (Chap/Al)