Kediri, Montera.co.id—Sebagai wujud komitmen dalam mendukung Transformasi Kesehatan di Indonesia, Poltekkes Kemenkes Malang Kampus IV Kebidanan Kediri melaksanakan Program Wilayah Binaan di Desa Keniten Kecamatan Mojo Wilayah Kerja Puskesmas Mojo Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun Ke IV dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam upaya pencegahan diabetes melitus berbasis kearifan lokal.
Tujuan Program Wilayah Binaan Tahun ke IV adalah mencegah terjadinya Angka Kematian Ibu (mempertahankan Zero AKI) dan menurunkan Angka Stunting di Desa Keniten Mojo.
Poltekkes Kemenkes Malang Kampus 4 Kediri Gandeng Berbagai Pihak Gelar Pembinaan
Kesehatan Berkelanjutan di Desa Keniten
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Rahajeng Siti Nur Rahmawati SST, M.Keb., Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kediri. kegiatan ini dihadiri sekitar 100 ibu-ibu dari Desa Keniten. Dalam sambutannya, Rahajeng menjelaskan bahwa program Binwil kali ini berupaya menunjang transformasi kesehatan melalui berbagai kegiatan komprehensif.
”Kami mengusung tema ‘Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak untuk Menunjang Transformasi Kesehatan’,” ujar Rahajeng.
“Kegiatannya cukup banyak, mulai dari pendampingan ibu hamil berisiko tinggi, pendampingan ibu dengan balita stunting, hingga edukasi tentang pencegahan diabetes melitus sebagai amanah dari Kementerian Kesehatan.”
Program ini juga menggandeng kearifan lokal. Berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Keniten akan mendapatkan pelatihan pengolahan bahan lokal seperti tahu, tempe, dan tiwul.
Ini dilakukan untuk memastikan kegiatan tidak hanya fokus pada kesehatan, tetapi juga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Retno Nur Azizah SKM, M.Kes., Ketua Tim Kerja Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, mengungkapkan bahwa program ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Selama dua tahun berturut-turut, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka stunting di Desa Keniten berhasil mencapai nol. Angka pernikahan dini juga menurun drastis.
”Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan peningkatan pengetahuan keluarga di sini,” tutur Retno. “Kita ingin merubah paradigma, dari yang dulu masyarakat datang ke fasilitas kesehatan saat sakit, menjadi rutin periksa kesehatan untuk pencegahan.”
Perubahan ini juga didukung oleh program pemeriksaan kesehatan gratis tahunan, bahkan dimulai sejak bayi lahir. Pemeriksaan ini mencakup skrining hipotiroid kongenital (SHK), kelainan hormon, cacat bawaan, hingga potensi penyakit tidak menular seperti diabetes melitus.
Arik Suryani, Kepala Desa Keniten, menyambut baik program ini. Ia mengapresiasi Poltekkes Kemenkes Malang karena program pendampingan yang berkelanjutan ini dinilai lebih efektif dibandingkan sosialisasi biasa.
”Dampaknya sangat luar biasa dan sangat mengena,” ucap Arik. “Pengetahuan ibu-ibu bertambah, dan ini penting untuk kesehatan ibu dan anak.”
Program Binwil ini melibatkan kolaborasi interprofesional, termasuk dari Prodi Gizi dan Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang. Sekitar 150 mahasiswa dan tenaga kependidikan diterjunkan untuk melakukan pendampingan dari rumah ke rumah dan membentuk grup komunikasi.
Bu Latifa Nur Asiani, KTU Puskesmas Mojo, mewakili Kepala Puskesmas, juga menyampaikan rasa terima kasih atas terpilihnya Desa Keniten sebagai lokasi program ini.
”Manfaatnya banyak sekali,” kata Latifa. “Kami berharap kegiatan ini bisa terus-menerus karena sangat bermanfaat bagi Puskesmas maupun Desa Keniten sendiri, terutama karena desa ini merupakan wilayah terluas dengan kasus yang paling banyak di wilayah Puskesmas Mojo.”
Siti Monawaroh, Bidan Koordinator Puskesmas Mojo, menambahkan bahwa kegiatan ini melibatkan 80 mahasiswa calon bidan. Mereka didampingi untuk menggalakkan kembali daur ulang kehidupan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi, hingga lansia, dengan fokus utama pada pemberdayaan masyarakat untuk mencegah diabetes melitus berbasis kearifan lokal.
”Kami berharap dengan adanya pendampingan dari adik-adik mahasiswa di sini, tahun-tahun berikutnya juga tidak ada kematian ibu dan bayi. Ibu hamil sehat, bayi hebat,” tutup Monawaroh.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
• Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Hamil risiko tinggi, untuk mencegah AKI
• Pendampingan Ibu Balita Stunting, untuk menurunkan kejadian stunting
• Penyuluhan kesehatan ibu balita dengan materi stimulasi tumbuh kembang anak, pencegahan stunting dan pencegahan penyakit tidak menular, khususnya diabetes melitus untuk mencegah risiko terjadinya diabetes melitus pada anak
•Kelas Ibu Hamil dengan materi pencegahan DM pada ibu Hamil, Pencegahan Anemia dan KEK, serta Mindfullnes dan Yoga pada Ibu Hamil
• Pelatihan pengolahan pangan lokal untuk menjadi menu sehat sehari-hari yang disampaikan oleh Prodi D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Malang
• Pendampingan masyarakat agar mampu menerapkan gaya hidup sehat secara berkelanjutan.
• Upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan bahan lokal Desa Keninten, Poltekkes Kemenkes Malang Kampus IV Kebidanan Kediri juga bekerjasaama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri untuk pengolahan, pengemasan, promosi dan pengurusan legalitas usaha masyarakat Desa Keniten, dengan demikian diharapkan taraf ekonomi masyarakat Keniten meningkat dan bisa mencegah terjadinya stunting.
Program ini dilaksanakan dengan mengedepankan potensi pangan lokal yang kaya gizi dan mudah dijangkau oleh masyarakat, seperti tahu, tempe, singkong, tiwul, daun kelor, serta kacang mente. Melalui pengolahan bahan makanan lokal tersebut, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan masyarakat, tetapi juga mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Keniten.
Melalui Program Wilayah Binaan di Desa Keniten Kabupaten Mojo oleh Poltekkes Kemenkes Malang Kampus IV Kebidanan Kediri, diharapkan terwujud masyarakat yang semakin mandiri, sehat, dan berdaya, sejalan dengan visi transformasi kesehatan Nasional.(*/Al)